What's Up and Coming

Heloh. Apa kabar kalian semua? Gue? Oh, gue baik. Sangat baik. Saking baiknya, gue juga gak nyangka kalo ini beneran.

Oh, baidewei, mohon maaf atas background blog gue yang wat de fak sekali. Ya, gue kehabisan gambar inspiratif. Gue bakal ganti deh kalo background gue menimbulkan kerusuhan atau demo.

Soo yes, this is only gonna be one of those post di mana gue sedikit curhat tentang what's been going on dan hal-hal apa saja yang sudah gue siapkan untuk ke depannya di blog ini. Jadi, mari kita mulai dengan sedikit spoiler tentang apa yang akan gue tulis.

Gila, gue saking nganggurnya jadi banjir ide. Gue sampe bingung harus nyelesain yang mana dulu, jadi maaf kalo ketunda-tunda terus padahal udah janji-janji ya. Pertama, gue akan ngelanjutin cerita gue sebagai anak intern di sekolah gue sendiri. Ya, gue akhirnya dipindahkan ke secondary school dan jadi asisten guru, udah bukan guru SD lagi. Selanjutnya, buat adik-adik kelas gue yang tidak gue tulis di post Junior's Juniors, jangan khawatir. Gue juga akan membuat lanjutan dari post tersebut so yes, look forward to that. Gue juga kayaknya bakal menunjukkan sebuah tulisan orang lain tentang gue, jadi tulisan itu isinya tentang bagaimana padangan dia terhadap gue dan apa yang dia liat dari gue. Well, what he/she/it/they saw at least. Tapi yang ini masih sangat improbable, karena itu tulisan orang lain dan gue harus minta izin ke yang nulis dan bla bla bla, formality stuff, formality stuff, pokoknya gitu deh. Post tentang Bali juga sedang dalam pengerjaan, dan ada juga post about sleepovers and the dark ages. Yang terakhir, gue mau nulis tentang sesuatu yang amat, sangat ironis. Ironis, but not a bad thing. It's something quite amazing actually. Ada apa gerangan? Well, you'll know soon enough.

Now, my life, yes, lots of stuffs happened, dan tidak seperti beberapa bulan yang lalu, kebanyakan yang terjadi adalah hal-hal yang menyenangkan. Krisis yang sedang gue alami sekarang cuma satu; krisis temen. Saking krisisnya, beberapa minggu lalu gue dan Dimas bela-belain ke Bandung untuk nengok si Raga yang kuliah di ITB mumpung belom mulai belajar. Gue di Bandung dua hari, dan dua hari itu kita habiskan kebanyakan di kamar kos Raga. Agak aneh memang, tiga cowok main di satu kamar kosan kecil, tapi biarin lah. Kita juga sempetin main basket bareng tentunya. Sekarang, si Raga tentu saja udah mulai sibuk kuliah, jadi bakal susah buat gue kalo mau nengok dia lagi. Dan gak cuma itu, Dimas juga sekarang udah berangkat ke UK buat kuliah.

Teman-teman ekstra dekat gue yang lain, seperti Estrella, Bilbo, dan Laki juga sebentar lagi berangkat. Estrella ke Jepang, Bilbo ke Amerika, dan Laki ke Singapura untuk menjalani wajib militer. Habislah sudah temen deket gue. So yeap, kalo ada yang tertarik jadi temen gue, silakan kirim CV kalian via email yah. Lamaran ini terbuka untuk siapa saja lho.

Gak deng, gue masih tetep punya temen kok. Gue tentu saja jadi lebih sering main dengan adik-adik kelas gue karena, well, gue hampir tiap hari ngajar mereka. Dan gue juga jadi lebih deket dan kenal lebih banyak. Jadi untuk sekarang, pertemanan bukanlah masalah yang besar.

Speaking of friends, well, gue emang gak bisa dibilang teman yang paling baik untuk teman-teman gue sih. Di saat yang lain sibuk nganterin ke airport untuk dadah-dadahan, gue lebih sibuk dengan urusan gue sendiri. Sampai sekarang, dari banyak temen gue yang udah berangkat, gue baru nganter satu orang. Itu juga udah dulu banget, mungkin sekitar bulan Juni atau Juli. Setelah itu, udah, gak pernah lagi. Dan gue yang sekarang intern di sekolah juga gak membantu gue untuk bisa nganterin temen-temen gue yang berangkat kuliah, karena kebanyakan terbangnya weekdays, yaudah. Hal ini nampaknya membuat salah satu teman gue sedikit pissy. Pernah satu pagi, gue baru aja duduk di meja gue, tiba-tiba hape gue berdering. WhatsApp dari si Frodo.

"Ror, lo gak nganter si Radio nanti?"

"Hah, kapan?"

"11 o'clock"

"No, I mean what day?"

"Hari ini lah tolol -_-"

"Oh, right right, I forgot"



























































Gue baru tau.

"Yaa tapi gimana, gue kan employed sekarang"

"Lo izin apa gimana kek, kan bisa"

"Gaji gue dipotong dong"

"Ck elah lo, do it for her lah"

Lho lho lho, sek sek sek. Do it for her? Lha ini yang baper* kenapa malah si Frodo?

"Tapi gajiku..."

"OMG why can't you just do it this once, kan you and her kayak really close gitu"

We were. Tapi yah, karena gue tau gue gak bakalan menang debat sama waria wanita Tionghoa teman gue ini, yaudah gue bilang aja;

"Finee fineeeeee, nanti gue WhatsApp or something deh, gampang"

"Bener lo ya? Awas"

"Iye iyeee ah"



























































I didn't.
Yaaaah lupa, males, you know, the usual. Kan gue juga sibuk. Kan gue kerja.

Gue emang lobang pantat abis.

Oke, mungkin gue bakalan semakin dicaci dan dicemooh untuk mengatakan hal ini, but damn it feels good not to give a single flying flock.

Anyways, gue baru kontak sama si Radio saat dia kirim Snapchat pas udah nyampe di Hong Kong. Gue bales apa adanya. "Good luck", "all the best", pokoknya yang standar deh.

Soo yesss, that's pretty much it. Everything is going well for me, and yes, I'm happy about it of course. Tapi, the fact that everything's going awfully smooth concerns me. Orang-orang bilang hidup itu layaknya roda yang berputar, or life is like a rollercoaster ride, kadang di atas, kadang di bawah. Beberapa bulan yang lalu, gue lagi di bawah, dan itu berarti gue sekarang lagi di atas atau sedang menuju ke atas. Itu berarti, sooner or later, the drop will come. Bukan, gue bukan ngomongin drop musik dugem, tokai. You get my point lah. It's inevitable, sooner or later it'll come, and I'm not sure if I'm gonna be prepared for it.

Tapi ah, biarlah. Selagi gue di sini, might as well take what I can get, throw away everything I don't want and enjoy the ride. Gotta get the best out of it, right?








*bawa perasaan.
Ya, gue emang anak hitz yang
gak ketinggalan jaman kalo soal bahasa gahoelz.

Comments

Popular Posts