Midnight Milkshake Madness
Sebelum gue mulai, gue mau ngucapin SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA SEMUANYA! Iya, gue tau udah telat seminggu, but whatever, it still counts in my book. Okey, now on to the main story.
------
Di awal tahun 2016, beberapa dari temen-temen gue banyak yang pulang ke Jakarta untuk liburan. Definisi beberapa dalam konteks ini adalah Laki dan sangwaria wanita independen, Frodo. Gue juga saat itu sedang libur, tapi kalo pun gak libur juga gue gak ada kerjaan di sekolah jadi gak terlalu ngaruh juga. Oke, maaf teman-teman gue udah lama gak nulis jadi gampang menyimpang dari topik utama. Karena mereka sedang di Jakarta (dan berhubung yang lain gak ada yang di Jakarta), akhirnya kita bertiga sepakat untuk hangout bareng.
------
Di awal tahun 2016, beberapa dari temen-temen gue banyak yang pulang ke Jakarta untuk liburan. Definisi beberapa dalam konteks ini adalah Laki dan sang
Tempat ketemuan yang di sepakati adalah Grand Indonesia, mall gede di pusat daerah metropolitan kota Jakarta, sekitar jam empat sore. Sesampainya di Grand Indonesia, gue pun memberi tahu si Laki kalo gue udah di lokasi.
"Oi gue udah nyampe nih, lo pada di mana?"
"Lo di mana?"
"Di GI lah"
"Ah kampret, kok lo dateng sih"
"Lu kok peler ya. Serius oi lo di mana"
"Ganci"
"Ngehe"
"Hahahahaha we're at the Food Loüver"
Dan, setelah perjuangan tersebut, jalanlah gue untuk menemui mereka. Setelah berbulan-bulan gue bergaul dengan adik-adik kelas dan hampir hilang akal sehat, lega juga akhirnya bisa ketemu mereka lagi. Tentu saja, karena mereka adalah teman-teman dekat gue, kemunculan gue disambut dengan hangat.
"Aduh, udah yuk, kita cabut, Frodo", ujar Laki.
"Eh tokai, udah jauh-jauh juga, Gojek dari rumah gue mahal tau nyet"
"Bukannya lo supir Gojek ya, Ror?"
"Eh mas, eh mbak Frodo, tolong diem ya."
Ah, senangnya bisa melepas kangen kayak gini.
"Jadi rencananya ini gimana nih?", tanya gue ke dua manusia tersebut.
"Kita ke PIK (Pantai Indah Kapuk, buat kalian yang gak pernah keluar rumah), tapi lo naik Gojek sendiri, gue sama Frodo naik mobil, oke?"
"Oi ah elah"
"Hahahahaha gue ga mau gembel naik mobil gue men"
"Gojek dari sini ke PIK berapa juta nyet"
"Deket men"
"Titit lu deket"
"Titit gue emang deket, mau liat?"
"OI SERIUS AH"
"HAHAHA iye you're coming with us lah, and then after PIK we go to Beer Garden yang di SCBD"
Wuidih, Beer Garden, pikir gue. Ya, sebagai anak cupu yang jarang keluar rumah, ini merupakan kali pertama gue ke tempat macam ginian. Seperti yang kalian tau, gue kalo hangout mentok-mentok ke mall, rumah/apartemen temen, kalo nggak rumah eyang gue. Hey, shatap, my grandma's house the best ok. Lagipula, gue emang nggak minum, jadi ga ada tujuan juga ke tempat semacam Beer Garden kalo bukan karena temen-temen.
Dengan begitu, berangkatlah kita ke PIK naik mobilnya si Laki. Dia yang nyetir, tentunya, and I got shotgun. Frodo di belakang sendiri. Ha, jomblo. Belom nyampe 15 menit di mobil, gue udah bikin Frodo nyesel setuju ketemuan sama gue dan Laki. Gue kentut. Kenceng.
"WOI ROR AH, ANJIR LO, JOROK BANGET SIH"
"HAHAHA ya tapi kan kalo kentut ga boleh ditahan-tahan, nanti sakit perut"
"YA TAPI GAK HARUS GITU JUGA KALI"
"Satntai laah, gak bau ini"
Sepuluh detik kemudian.
"Wuidih, gila bau men ternyata kentut gue HAHAHAHA"
"MMPPPHHH BHUKA CENDHELA WOI ADUKH JIJI VANGET LO AH", si Frodo teriak sambil nutup hidung.
"HAHAHA ANJIR LU KENTUT BENERAN BAU BANGET NYET, MOBIL GUE BAU SETAHUN INI OI", seru si Laki.
"HAHAH KAMPRET GAK SEGITUNYA LAH"
Dan perjalanan ke PIK pun dipenuhi lebih banyak lagi teriakan dan tertawaan absurd yang menyenangkan.
Sesampainya di PIK, kita pun memutuskan untuk makan di Abura Soba, restoran Jepang. Kita nunggu sebentar buat meja kosong, karena pada hari itu kebetulan restorannya rame. Setelah dapet tempat duduk, pesen makan, kita pun ngobrol, saling cerita. Gue cerita intern, Laki cerita wajib militer, Frodo cerita kuliah di New York. Gak lama kemudian, makanan kita dateng. Gue memesan ramen super pedes dan perut gue disko abis selesai makan. Karena Frodo khawatir gue bakal pesta kentut di mobil, gue pun berakhir mencemari toilet restoran demi kesehatan paru-paru Frodo dan Laki.
Setelah selesai, kita pun mutar-muter PIK nyari restoran pencuci mulut, dan akhirnya kita memutuskan untuk nyoba North Pole Cafe.
Nah, baru deh abis itu, kita ke Beer Garden di SCBD. Waktu udah lumayan malem, dan tentu saja, Beer Garden yang merupakan tempat hangout yang makin malem makin rame membuat kita agak khawatir gak bakal dapet tempat duduk. Gak cuma itu, ada satu hal lagi yang membuat kita semua cemas:
Gue.
Yap. Gue belom punya KTP. Even if I do have it, I'm still underage. Biasanya, tempat seperti Beer Garden yang masuk harus 18 ke atas. Tapi setelah dipikir lagi, temen-temen gue yang lebih muda dari gue udah banyak yang sering ke tempat ginian. Jadi, umur dan KTP udah kita gak pikirin.
Gak cuma itu, gue hari itu juga cuma pake baju yang sangat casual, dan, menurut Laki, tempat serupa biasanya hanya bolehin orang yang pake pakaian yang minimal semi-formal untuk masuk. Gue cuma pake t-shirt sama celana jeans pendek.
Tapi, sesampainya di tempat, gak ada masalah sama sekali. Kita bertiga dibolehin masuk tanpa masalah. Tempatnya, seperti yang udah gue duga, gelap. Udah bukan remang-remang lagi, gelap. Dengkul gue kejedot ujung meja berkali-kali, besoknya gue bengkak. Gak cuma itu, tempatnya juga dibombardir musik yang memekakkan telinga.
Yap. This is definitely not my kind of place.
Asep rokok di mana-mana, bercampur dengan bau alkohol yang lebih menusuk daripada Posyandu. Ini gue bisa-bisa mabok hanya dengan menghirup bau alkohol.
Kita pun, untungnya, dapet meja di luar yang gak terlalu cramped dan musiknya gak terlalu keras. That being said, ngomong masih agak susah sih. Kita pun disuguhin menu, dan gue hampir jantungan. Ini kenapa mahal-mahal semua, ya Tuhan. Gue pengen mesen air putih aja mikir-mikir men, di sini air putih Rp 30.000. Tiga puluh ribu gue bisa makan mekdi kenyang, di sini cuma dapet air. Gue pengen nanya "mas aer keran gratis gak" tapi gue gak mau malu-maluin diri sendiri dan juga temen-temen gue. Akhirnya, Laki dan Frodo mesen minuman entah apalah gue gak ngerti, dan gue gak mesen apa-apa, karena dompet saya sudah tipis.
"Oi lo cobain dong nih", kata si Laki nyuguhin minuman yang dia pesen ke gue.
"Ini apaan sih emang?"
"Sprite"
"Goblok, gue gak setolol itu juga."
"Hahahaha beneran men, ini Sprite. Tapi ini ada rasa baru: rasa vodka"
"HAHA peler lu, but yeah, no thanks man, you go ahead"
Minuman pertama habis, mereka pun manggil pelayan untuk pesen minuman kedua. Tenggorokan gue juga udah mulai seret, jadi gue juga minta menu dari pelayan. Selagi gue liat-liat menu, si mas pelayan ngasih berbagai rekomendasi ke gue berbagai minuman yang populer di tempat itu.
"Nih, minuman ini nih lumayan banyak dipesen. Ini pake vodka, blablabla, terus pake buah-buahan juga, nah kalo mas mau coba, yang ini juga rasanya beda mas, kalo yang ini isinya blablabla, ditambah blabalbla, pake alpukat, blablabla"
"Ooohh gitu ya mas....iya iya oke oke, mmhmm oke mas, wah oke", gue respon ke si mas pelayan. Sok ngerti dan sok bakal mesen.
"Iya gitu mas. Jadi mau pesen apa mas?"
"Errrr....saya mauu"
Gue mikir bentar.
"...milkshake coklat satu deh mas."
"....."
"....."
Gue diem. Si mas pelayan juga diem.
".......apa?"
"Errr...m-milkshake coklat mas...satu."
"Milksek coklat?"
"...i-iya mas...milkshake yang rasanya coklat."
"Oh...sip", terus si mas nulis di kertasnya, sambil memberi gue tatapan "idih" atau "ew" yang dia coba tahan biar gak terlalu nampak. Gak tau deh dia nulis apa di kertasnya. Kemungkinan besar sih "ini orang kok cupu banget ya".
Setelah si mas pelayan pergi, Laki dan Frodo membombardir gue tanpa ampun.
"Milkshake? Chocolate fricking milkshake, Ror?", ujar Laki.
"Heh, lu diem ye, milksek enak oke. Sehat pula"
"Sehat mananya ngehe, gaya lu jing"
"Shatap ok I drink what I want"
"Did you see the disgusted look on the guy's face, lu ketauan jomblo banget sih HAHAHA"
"HAHAHAH APA HUBUNGANNYA KEPRET, DIEM AH"
Setelah dipikir lagi, emang kayaknya ada hubungan antara dua aspek yang dikatakan Laki tersebut sih ya. Sial.
Gak lama kemudian, datanglah minuman kita, termasuk milkshake coklat gue yang semoga aja nggak diludahin sama si mas pelayan. Atau malah dicampur pake vodka sama bir oplosan dan gue bakal mati dengan mulut berbusa, entahlah. Tapi, karena rasa gak rela bayar mahal mengalahkan paranoid, gue minum lah tetep, sambil baca doa dan minta ampun. And what do you know.
Untunglah, duit gue tidak terbuang sia-sia.
Sisa malam itu kita habiskan dengan ngobrol dan ngobrol dan ngobrol, and God damn, do I miss my friends.
Uni susah men. Orang diajak ngomong, jawabnya cuma pada manggut-manggut. Sigh.
"Aduh, udah yuk, kita cabut, Frodo", ujar Laki.
"Eh tokai, udah jauh-jauh juga, Gojek dari rumah gue mahal tau nyet"
"Bukannya lo supir Gojek ya, Ror?"
"Eh mas, eh mbak Frodo, tolong diem ya."
Ah, senangnya bisa melepas kangen kayak gini.
"Jadi rencananya ini gimana nih?", tanya gue ke dua manusia tersebut.
"Kita ke PIK (Pantai Indah Kapuk, buat kalian yang gak pernah keluar rumah), tapi lo naik Gojek sendiri, gue sama Frodo naik mobil, oke?"
"Oi ah elah"
"Hahahahaha gue ga mau gembel naik mobil gue men"
"Gojek dari sini ke PIK berapa juta nyet"
"Deket men"
"Titit lu deket"
"Titit gue emang deket, mau liat?"
"OI SERIUS AH"
"HAHAHA iye you're coming with us lah, and then after PIK we go to Beer Garden yang di SCBD"
Wuidih, Beer Garden, pikir gue. Ya, sebagai anak cupu yang jarang keluar rumah, ini merupakan kali pertama gue ke tempat macam ginian. Seperti yang kalian tau, gue kalo hangout mentok-mentok ke mall, rumah/apartemen temen, kalo nggak rumah eyang gue. Hey, shatap, my grandma's house the best ok. Lagipula, gue emang nggak minum, jadi ga ada tujuan juga ke tempat semacam Beer Garden kalo bukan karena temen-temen.
Dengan begitu, berangkatlah kita ke PIK naik mobilnya si Laki. Dia yang nyetir, tentunya, and I got shotgun. Frodo di belakang sendiri. Ha, jomblo. Belom nyampe 15 menit di mobil, gue udah bikin Frodo nyesel setuju ketemuan sama gue dan Laki. Gue kentut. Kenceng.
"WOI ROR AH, ANJIR LO, JOROK BANGET SIH"
"HAHAHA ya tapi kan kalo kentut ga boleh ditahan-tahan, nanti sakit perut"
"YA TAPI GAK HARUS GITU JUGA KALI"
"Satntai laah, gak bau ini"
Sepuluh detik kemudian.
"Wuidih, gila bau men ternyata kentut gue HAHAHAHA"
"MMPPPHHH BHUKA CENDHELA WOI ADUKH JIJI VANGET LO AH", si Frodo teriak sambil nutup hidung.
"HAHAHA ANJIR LU KENTUT BENERAN BAU BANGET NYET, MOBIL GUE BAU SETAHUN INI OI", seru si Laki.
"HAHAH KAMPRET GAK SEGITUNYA LAH"
Dan perjalanan ke PIK pun dipenuhi lebih banyak lagi teriakan dan tertawaan absurd yang menyenangkan.
Sesampainya di PIK, kita pun memutuskan untuk makan di Abura Soba, restoran Jepang. Kita nunggu sebentar buat meja kosong, karena pada hari itu kebetulan restorannya rame. Setelah dapet tempat duduk, pesen makan, kita pun ngobrol, saling cerita. Gue cerita intern, Laki cerita wajib militer, Frodo cerita kuliah di New York. Gak lama kemudian, makanan kita dateng. Gue memesan ramen super pedes dan perut gue disko abis selesai makan. Karena Frodo khawatir gue bakal pesta kentut di mobil, gue pun berakhir mencemari toilet restoran demi kesehatan paru-paru Frodo dan Laki.
Setelah selesai, kita pun mutar-muter PIK nyari restoran pencuci mulut, dan akhirnya kita memutuskan untuk nyoba North Pole Cafe.
Nah, baru deh abis itu, kita ke Beer Garden di SCBD. Waktu udah lumayan malem, dan tentu saja, Beer Garden yang merupakan tempat hangout yang makin malem makin rame membuat kita agak khawatir gak bakal dapet tempat duduk. Gak cuma itu, ada satu hal lagi yang membuat kita semua cemas:
Gue.
Yap. Gue belom punya KTP. Even if I do have it, I'm still underage. Biasanya, tempat seperti Beer Garden yang masuk harus 18 ke atas. Tapi setelah dipikir lagi, temen-temen gue yang lebih muda dari gue udah banyak yang sering ke tempat ginian. Jadi, umur dan KTP udah kita gak pikirin.
Gak cuma itu, gue hari itu juga cuma pake baju yang sangat casual, dan, menurut Laki, tempat serupa biasanya hanya bolehin orang yang pake pakaian yang minimal semi-formal untuk masuk. Gue cuma pake t-shirt sama celana jeans pendek.
Tapi, sesampainya di tempat, gak ada masalah sama sekali. Kita bertiga dibolehin masuk tanpa masalah. Tempatnya, seperti yang udah gue duga, gelap. Udah bukan remang-remang lagi, gelap. Dengkul gue kejedot ujung meja berkali-kali, besoknya gue bengkak. Gak cuma itu, tempatnya juga dibombardir musik yang memekakkan telinga.
Yap. This is definitely not my kind of place.
Asep rokok di mana-mana, bercampur dengan bau alkohol yang lebih menusuk daripada Posyandu. Ini gue bisa-bisa mabok hanya dengan menghirup bau alkohol.
Kita pun, untungnya, dapet meja di luar yang gak terlalu cramped dan musiknya gak terlalu keras. That being said, ngomong masih agak susah sih. Kita pun disuguhin menu, dan gue hampir jantungan. Ini kenapa mahal-mahal semua, ya Tuhan. Gue pengen mesen air putih aja mikir-mikir men, di sini air putih Rp 30.000. Tiga puluh ribu gue bisa makan mekdi kenyang, di sini cuma dapet air. Gue pengen nanya "mas aer keran gratis gak" tapi gue gak mau malu-maluin diri sendiri dan juga temen-temen gue. Akhirnya, Laki dan Frodo mesen minuman entah apalah gue gak ngerti, dan gue gak mesen apa-apa, karena dompet saya sudah tipis.
"Oi lo cobain dong nih", kata si Laki nyuguhin minuman yang dia pesen ke gue.
"Ini apaan sih emang?"
"Sprite"
"Goblok, gue gak setolol itu juga."
"Hahahaha beneran men, ini Sprite. Tapi ini ada rasa baru: rasa vodka"
"HAHA peler lu, but yeah, no thanks man, you go ahead"
Minuman pertama habis, mereka pun manggil pelayan untuk pesen minuman kedua. Tenggorokan gue juga udah mulai seret, jadi gue juga minta menu dari pelayan. Selagi gue liat-liat menu, si mas pelayan ngasih berbagai rekomendasi ke gue berbagai minuman yang populer di tempat itu.
"Nih, minuman ini nih lumayan banyak dipesen. Ini pake vodka, blablabla, terus pake buah-buahan juga, nah kalo mas mau coba, yang ini juga rasanya beda mas, kalo yang ini isinya blablabla, ditambah blabalbla, pake alpukat, blablabla"
"Ooohh gitu ya mas....iya iya oke oke, mmhmm oke mas, wah oke", gue respon ke si mas pelayan. Sok ngerti dan sok bakal mesen.
"Iya gitu mas. Jadi mau pesen apa mas?"
"Errrr....saya mauu"
Gue mikir bentar.
"...milkshake coklat satu deh mas."
"....."
"....."
Gue diem. Si mas pelayan juga diem.
".......apa?"
"Errr...m-milkshake coklat mas...satu."
"Milksek coklat?"
"...i-iya mas...milkshake yang rasanya coklat."
"Oh...sip", terus si mas nulis di kertasnya, sambil memberi gue tatapan "idih" atau "ew" yang dia coba tahan biar gak terlalu nampak. Gak tau deh dia nulis apa di kertasnya. Kemungkinan besar sih "ini orang kok cupu banget ya".
Setelah si mas pelayan pergi, Laki dan Frodo membombardir gue tanpa ampun.
"Milkshake? Chocolate fricking milkshake, Ror?", ujar Laki.
"Heh, lu diem ye, milksek enak oke. Sehat pula"
"Sehat mananya ngehe, gaya lu jing"
"Shatap ok I drink what I want"
"Did you see the disgusted look on the guy's face, lu ketauan jomblo banget sih HAHAHA"
"HAHAHAH APA HUBUNGANNYA KEPRET, DIEM AH"
Setelah dipikir lagi, emang kayaknya ada hubungan antara dua aspek yang dikatakan Laki tersebut sih ya. Sial.
Gak lama kemudian, datanglah minuman kita, termasuk milkshake coklat gue yang semoga aja nggak diludahin sama si mas pelayan. Atau malah dicampur pake vodka sama bir oplosan dan gue bakal mati dengan mulut berbusa, entahlah. Tapi, karena rasa gak rela bayar mahal mengalahkan paranoid, gue minum lah tetep, sambil baca doa dan minta ampun. And what do you know.
Untunglah, duit gue tidak terbuang sia-sia.
Sisa malam itu kita habiskan dengan ngobrol dan ngobrol dan ngobrol, and God damn, do I miss my friends.
Uni susah men. Orang diajak ngomong, jawabnya cuma pada manggut-manggut. Sigh.
Comments
Post a Comment