Houdini (Life Update - Summer 2018)

I really ought to stop with these disappearing acts, apalagi kalo gue bener-bener pengen mulai serius nulis. Hadeh, maaf ya untuk 3-5 orang yang baca blog ini, gue sangat tidak konsisten dalam posting. Sebenernya gue ide banyak, apalagi gak ada kerjaan kan, dari Agustus libur musim panas. Gue bukannya mau alasan, tapi...

Laptop saya rusak.

Jadi gini, gue kasih sedikit kronologi biar gak dikira bohong. Semester kemarin, gue ambil Summer Session, basically a one-week, yes, one week course that gives you the same amount of credits as regular semester-/quarter-based courses. Nah di kelas ini, gue ada tugas nulis esai 1000 kata. Simple enough, right? Dan layaknya mantan murid IB yang goblok hampir gak lulus teladan, gue baru mulai ngerjain esai tersebut semalam sebelum deadline, yang juga merupakan hari ujian. Hebat gak tuh.

Jadi esai ini fungsinya merangkap tiket untuk masuk ujian, menurut sang dosen. Di tengah gue ngerjain esai, laptop gue tiba-tiba bawahnya makin lama makin panas, dan tiba-tiba semuanya jadi lemot. Belom pernah laptop gue kayak gini, tapi gue pikir maklum lah, soalnya saat itu gue buka lebih dari 10 tab Google Chrome buat referensi dan data, jadi mungkin itu sebabnya. Jadilah gue tutup beberapa tab yang artikelnya gak terlalu dibutuhkan, tapi kok tetep sama aja masih lemot. Gue pun berjuang setengah hidup menyelesaikan esai tersebut, penuh dengan kesabaran (dan juga sedikit rasa panik, soalnya kalo tiba-tiba laptop gue meledak, mampuslah gue dapet F buat kelas ini). Untungnya, laptop gue berulah pas gue udah di tahap penyelesaian, jadi udah kira-kira 800-900-an kata lah, dan semua udah gue transfer ke Google Drive, OneDrive, dan juga USB. Biar aman.

Gue matiin deh tuh leptop, eh, gak taunya, keesokan harinya gue coba nyalain, dia bertingkah. Gak bisa startup. Yaudah deh, wassalam. Sebenernya gue mau minta tolong temen gue yang fasih IT, tapi dia udah keburu balik ke Korea. Alhasil, musim panas pun gue habiskan tanpa nyentuh leptop. Ini gue juga nulis post pake leptop minjem perpustakaan kampus.

Dan Alhamdulillah, saya dapet A+ di kelas tersebut. Iya, pamer dikit boleh dong. Jarang-jarang lho saya dapet A+.

So yeah, that's that. Now this is the part where I give you a little overview of what I've been up to.

Pertama,

I. Finally. Got. A. New. Job.

Yap, setelah keluar dari kerjaan gue dulu di restoran/toko souvenir pudding terkenal, gue sekarang kerja di kedai ramen kecil... yang lumayan terkenal juga. Tokonya sih yaa seperti yang sudah gue katakan, kecil, tapi setiap weekend atau hari libur, warga Beppu berbondong-bondong makan di sini. You bet I’ll make a post about it.

Musim panas telah berlalu dan tibalah musim gugur yang menjadi penanda mulainya semester ke-6 gue. Beberapa hari yang lalu, sempat ada badai yang cukup parah, sampe-sampe atap auditorium kampus ambrol ditiup angin. For a Japanese university built on top of a mountain, you'd think they take into consideration mother nature's rage, but hey ho, who am I to say.

Hmm apa lagi ya?

Oh, gue masih jomblo. Not exactly breaking news, but, you know, siapa tau ada yang menduga-duga. Dengan keadaan gue yang sekarang, physically and mentally, di kala maksud hati ingin menggoda-goda biasanya malah berakhir menggado-gado.

Oh, iya, gue kemaren potong rambut. Selama musim panas, gue biarkan rambut kepala gue tumbuh liar. Gue kelihatan seperti calon anggota boyband gagal audisi. Gue juga sempat numbuhin brewok, dan percayalah, dengan penampakan gue yang berambut gimbal ditemani brewok yang subur, tuna wisma pun bakal merasa terhina disamain sama gue.

Gue potong rambut di barbershop langganan gue di Beppu, yang jaraknya gak terlalu jauh dari rumah gue. The place is run by two dudes, it's small and comfortable. Beragam lagu jazz selalu bermain di toko pangkas rambut ini, which is a huge plus on its own. Interiornya simpel, tapi kesederhanaan itulah yang memberi barbershop ini suasana yang classy, walaupun harga sekali cukur cuma 1000 yen (kurang lebih 133 ribu rupiah).

Ya, gue bilang "cuma" karena di sini, rata-rata cukur rambut harganya di atas 2000 yen, atau sekitar 270 ribu rupiah. Gue liburan musim semi kemaren di Jakarta cukur botak, diurut, dipijet, semua hanya untuk 20 ribu perak. Hidup Indonesia.

Jadi begitulah, berbagai macam hal seputar hidup gue. Saya usahakan rajin posting lagi. Amin.

Comments

Popular Posts