Direction

Y'all ever get this urge to push the most important people away from your life even though you know well and truly that it won't benefit you in any way, if anything it'll only make you suffer, but you do it anyway because there's this sense of needing to prove something but in reality, you've got nothing to prove but you do it regardless because you don't want to seem clingy or needy, and in addition to that, you also convince yourself that you don't deserve them and that they'll be better off if you drift away, when you don't know whether or not that's true, it's all in your mind. and basically, your life ended up being an endless pity party of one?









































































































EEEHHMMMMM.

EERRHHUUUUEEEMMHHMM EHMMMM EHMM MMM HMMM.

EHHMMM. UHUK EEHHHMMM HM HM.

Ah, permisi.

Lho? Siapa saya? Di mana ini? Tahun berapa ini? Siapa di sana? Apa???????

HhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH.

Haaah. Oke, oke. Tarik nafas, hembus. Tarik nafas, hembus.

Halo semuanya. Apa kabar? Baik? Sehat? Masih hidup? Tough luck Alhamdulillah. Gak usah lama-lama lagi yah, langsung ke permasalahan saja kita. Mari, mari.

Libur musim panas sudah berlalu, dan dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan, gue tidak berkarya sama sekali. Kenapa? Karena gue kehilangan percaya diri. Di awal September, gue sempet makan bareng Baim, orang Vietnam temen kuliah dan kerja gue. Di hari yang tidak terlalu sibuk tersebut, gue sempet bicara soal blog ini dengan dia saat jam kerja. Perlu diketahui, Baim itu manusia yang sangat ambisius dan positif. Darahnya mendidih di kala seseorang membicarakan projek individu yang dia anggap "tidak biasa". Tentu saja, pas gue ceritain tentang blog ini, dia langsung semangat. Lebih semangat dari gue, semua hal dia tanyain. Karena pas gue cerita itu lagi jam kerja, jadi ngomongnya ya tersela-sela sama kerja, soalnya ya emang harusnya kami kerja, bukan ngobrol. Jadilah, dia ngajakin makan, sekalian ngobrol-ngobrol lebih lanjut.

Gue dan Baim bukanlah teman yang amat, sangat dekat sehari-harinya, tetapi tiap kami ngobrol, kami selalu konek dan obrolan kami selalu berisi, layaknya temen deket. Dia juga orang yang lurus, jujur, dan tau situasi kondisi. Singkat cerita, gue tunjukin salah satu post gue ke dia, kalo nggak salah yang paling baru soalnya di post tersebut gue pake banyak bahasa Inggris. Setelah selesai, dia bertanya kepada gue,

"Okay, look. Do you want me to give an honest, objective opinion, or do you want me to only give you what I like?"

"Dude, if I wanted empty praises, I'd go to anyone but you."

"Alright. Do you want me to sugarcoat it a little?", tanyanya lagi.

"Nah, I'm already at risk of getting diabetes, a sugarcoating's the last thing I need."

"Okay. Now, I'd like to start with a question"

Entah kenapa gue merasa grogi.

"What is the purpose of this blog?"

"Errrrr...", belom sempet gue jawab, dia udah ngomong lagi.

"Is it to entertain? Or share your feelings?"

Mak cetar.

Bumi serasa gonjang-ganjing.

"Errr...I-I dunno, both...? I think? To entertain by sharing my feelings?"

"No, see, dude, listen,"

And then he went on this long, well structured commentary on my blog. 

Gue kira dikeplak nyokap sakit, tapi kampret, ini terasa jauh lebih hebring.

Tentu saja, pada awalnya, gue tetep keukeuh kalo blog gue adalah kombinasi dari kedua hal tersebut, ada korelasi positif antara dua aspek tersebut. Gue bilang, 'ya tujuan utamanya sih komedi untuk entertain, yang gue tampilkan lewat perasaan gue hariannya". Akan tetapi, setelah gue introspeksi diri dan baca blog gue sendiri, gue sadar,


Lha ini kok gue banyakan curcolnya daripada komedinya ya??????


Jadilah, setiap gue nulis, komentar ini tidak sungkan menghampiri, layaknya kenangan indah dengan mantan. Gue jadi ragu-ragu, flow menulis gue juga jadi gak enak. Ada rasa paranoid yang nempel di kepala gue untuk tidak terlalu banyak ngomongin perasaan diri sendiri dan memperbanyak unsur "komedi"-nya. 

Hasilnya?

Dua bulan, empat post yang gue tulis-hapus-tulis-hapus seenggaknya dua kali dan 0 yang dipublikasikan. Gue selalu merasa kalo tulisan gue gak cukup baik untuk dibaca orang-orang. Assuming there are still people interested in whatever nonsense I do here, but, you know, that's besides the point.

Dan, yaa gitulah, sekarang sekolah udah mulai, kembali ke kampus buat gue bagaikan diguyur seember air dingin di kala telat bangun sahur. Gue kembali ditemukan dengan kelas-kelas membosankan dan kerumunan orang yang berisik dan mengganggu. Dan dengan begitu saja api yang dipadamkan hembusan angin laut musim panas kembali berkobar.

Kesinisan gue sudah kembali dan gue sudah siap untuk menulis lagi.

Agak aneh memang, tingkat motivasi menulis gue didorong oleh rasa sinis gue terhadap lingkungan gue, tapi begitulah adanya. It does sound a wee bit unhealthy, but I'll take it.

Satu lagi hal yang gue pengen omongin, yaitu beberapa perubahan yang akan gue terapkan di blog gue ke depannya. Di post-post mendatang, gue akan berusaha sebaik mungkin untuk lebih banyak menggunakan bahasa kampung halaman gue, Bahasa Indonesia tercinta (or at least for actual "contents", kayaknya untuk post "life update" kayak yang satu ini, gue bakal tetep campur bahasanya, just because I feel more comfortable writing in English). Hal ini gue putuskan karena gue merasa kosakata Bahasa Indonesia gue semakin hari semakin tipis, jadi gue perlu semacam pasak agar gue gak lupa bahasa kebanggaan gue. Hidup di negeri tetangga, gue jarang banget ngomong pake Bahasa Indonesia, bahkan dengan sesama orang Indo. Entahlah, gue gak tau kenapa kalo ngomong sama mereka ngerasa canggung, soalnya mereka sering pake ungkapan-ungkapan informal (slang) which, I assume are supposed to be hip and trendy and very cool, tapi gue gak ngerti sama sekali. Seperti contohnya, ngebalik-balik kata.

"Yuk" jadi "Kuy".

"Basket" jadi "Teksab"??

"Bisa" jadi "Sabi", WHICH DOESN'T EVEN MAKE ANY SENSE BECAUSE SHOULDN'T IT BE "ASIB"?????? WHAT ARE YOU, H E C K I N' ILLITERATE??? WHY WOULD YOU EVEN DO THIS??

Erhm. M-maaf, saya kehilangan kendali. I shouldn't be swearing on an Islamic server. Forgive me for using the H-word there. Oke, maaf, balik ke topik utama.

Ya jadi gitu, gue juga udah sangat out of touch dengan apa saja yang sedang terjadi di Indonesia. Berita terakhir yang gue tau itu cuma soal pak Setya Novanto masuk rumah sakit tapi gak beneran sakit, cuma biar uang yang dia tilep gak dicomot KPK. Gosip seleb aja gue udah gak ngerti lagi men, siapa yang lagi naek daun, siapa yang lagi krisis, siapa yang lagi gugat cerai biar dapet publikasi gede terus album barunya jadi laku, ah, aku jadi makin rindu rumah.

Mencampur dua bahasa jadi satu juga membuat alur cerita-cerita gue jadi amburadul dan berantakan gak karuan. Tulisan gue jadi keliatannya gak terpadu, arahnya gak jelas, ke mana-mana, kesannya ngasal. Though I can't promise using one language would solve the problem, but hey, it's worth a try. Kalo emang nyatanya masih tetep amburadul, emang berarti gue harus poles teknik nulis gue lebih lanjut.

Tapi tentu saja, perubahan ini gak bakalan langsung drastis atau total, mungkin di post-post mendatang bakal tetep ada beberapa bagian dalam bahasa Inggris, tapi ya namanya juga kan progress. I'll give it my best ok.

Right, to sum it all up, I will do my best in writing in mostly Indonesian (with the exception of "life update" posts) and no, this blog is not dead. Yet. Hopefully never. But let's see. Seperti yang gue udah bilang tadi, gue ada empat post yang tidak terselesaikan karena otak gue mencret selama liburan. Dua dari empat tersebut gue bakal luncurkan di waktu dekat. Sisanya dua lagi? Jelek. Udah gue hapus.

Oh, and also, I put up a new widget on this blog's sidebar, it's basically a SoundCloud playlist of some of my current favorite songs. I just felt like it would fit this blog as a background music, or added ambiance or whatever. It would be nice to get your feedback on it, should I keep it? Should I get rid of it? Should I enable auto-play, or would that be annoying?

So yeah, udahan dulu ya.


P.S. Don't forget to put my blog on your AdBlock whitelist so I can earn money, thank you xoxo.

Comments

Popular Posts