New Year, Old Friend
Yesss sekarang sudah tahun 2015. Ya, emang gue telat 2 bulan tapi biarin lah. Jadi, layaknya remaja-remaja metropolitan, gue merayakan tahun baru kemaren dengan dugem dan mabok-mabokan. Oke, maaf, itu dusta, gue gak se-"keren" itu. Gue juga bukan remaja metropolitan, gue lebih tepatnya remaja yang seneng nyari diskon di metro department store. Oke maaf itu gak lucu. Tenang, gue kan anak baik-baik. Gue tahun baruan di Jakarta aja, gak ke mana-mana. Gue nginep di rumah Dimas. Yap. Waktu itu, dia lagi libur musim dingin, jadi dia pulang ke Jakarta. Jadi, beberapa hari sebelum tahun baru, without hesitation, nanyain gue "Ror, tahun baru nginep rumah gue mau nggak?" Karena gue ga ada rencana apa-apa, ya tentulah gue iyain. Lagian dia juga Januari udah balik ke London, jadi we have to make every second count. And yeah, with the situation I was in, he was pretty much the only person I can run to. BUT HEY, LET'S NOT GET ALL DRAMATIC EH.
Buat kalian yang merasa "ew, homo" atau "HA, GAY" atau malah "yeilah bro, gue nginep di rumah pacar gue lah", biasa aja dong. Go outside, get a friend. Except for the last one, itu berzina woi ngapain lu semaleman nginep di rumah pacar. Ehm, lanjut. Jadi, pas nunggu tahun baru, kita ya....cuma main PS3 dan 3DS. Dan bergalau ria bersama-sama. Sedih abis. Kita, layaknya cowok, juga ngomongin cewek dong. Gue heran kenapa dia nggak nyoba menggaet cewek bule yang ada di sana atau seenggaknya cewek Indo lah. Tapi tentu saja, dia jawabnya "fokus belajar dulu Ror gue". Dasar anak munafik. Padahal dia udah rindu banget sama sentuhan wanita.
Malemnya, kira-kira sejam sebelum tahun baru, kita memutuskan untuk jalan-jalan cari angin dan juga cari cewek. Rencananya adalah ke PIM, karena sejauh yang kita tahu, mall-mall kalo tahun baruan pasti rame dan buka sampe malem. Alangkah salahnya kita. PIM udah mau tutup. Kecuali Street Gallery yang buka sampe jam 1an, jadi kita pergi ke sana. Kita berdua kayak anak ilang. Mutar muter gak jelas, sampe diliatin banyak orang dengan muka keheranan. Mungkin mereka mengira kita orang desa yang nyasar di Jakarta, entahlah. Kita naik turun di Street Gallery, ngeliatin orang pada makan-makan, ngumpul-ngumpul bareng. Ada juga yang mesra-mesraan, gandeng-gandengan, bikin ngiri aja kampret.
"Dims, gila ini orang-orang tahun baruan pada pacaran, lah kita gak jelas gini."
"Hahaha iya Ror, tapi gapapa lah. Lagian kita kan juga belum waktunya" <---- sok bijak abis.
"Hahahahah iya deh iya."
"Kalo mau gandeng tangan gue boleh kok Ror."
".......najis lu Dims."
Lalu kita terus muter-muter. Karena bosen, kita akhirnya keluar and decided that well, maybe we'll just celebrate this new year playing 2K14. Tapi, karena kita belum dapet cewek puas makan angin, kita akhirnya setuju untuk jalan ke Gandaria City, karena siapa tau mall tersebut masih rame. Ya, kita emang sangat bosen dan jomblo(?) sampe-sampe malam tahun baru kita habiskan jalan dari PIM ke GanCi. Jadilah kita jalan ke GanCi lewat Arteri Pondok Indah. Saat lewat depan Masjid Pondok Indah, Dimas sempet bilang,
"Ror, kita tahun baruan dzikiran aja yuk, biar berkah."
"........."
Singkat cerita, kita nggak dzikir sampe tahun baru. Kita tidak berencana jadi ustadz. Jadi kita jalan terus, dan di tengah jalan, kiat beli terompet biar agak rame. Layaknya bocah yang sedikit autis, gue terus niupin itu terompet selama perjalanan. Gue diliatin beberapa orang, tapi biarin aja. Ada juga orang naik motor yang oglek gara-gara kaget denger terompet gue.
Sesampainya di GanCi, yah, ternyata kurang lebih sama. Tapi, di GanCi masih agak rame karena ada konser "best impersonators" atau apalah itu, dan acaranya cukup meriah. Tapi, untuk masuk ke venue-nya, kita mesti bayar, jadi lagi-lagi gue dan Dimas cuma bisa mutar-muter tanpa arah di GanCi. Bosen karena gak dapet dan gak nemu apa-apa, kita akhirnya pulang. Naik bajaj. Karena capek men Gandaria-Radio Dalam jalan kaki...
Naiklah kita ke salah satu bajaj biru. Di perjalanan, gue memutuskan untuk berbicara dengan sang supir bajaj.
"Gak tahun baruan, bang? Kok malem tahun baru gini malah narik."
"Iya dek, lagian mau diapain juga tahun baru. Lewat ya lewat aja wis lah."
Gue dan Dimas entah kenapa tertegun ngedengerin perkataan si bapak itu.
"Ya kan banyak tuh acara kayak di Bunderan HI, Monas, kan rame banget tuh pasti pak."
"Lha tapi opo dek, acaranya gitu-gitu aja palingan, sama-sama juga. Dulu saya pernah itu ke Monas sama keluarga, naik taksi. Acaranya ya biasa aja dek, ga ada yang beda tiap tahun. Terus, udah gitu pulangnya susah kan, mau nyari taksi pasti cuma dikit, tapi yang mau naik taksi banyak. Taksi 1, yang ngincer 10, ya opo."
Kita cuma bisa setuju dan ketawa aja. Si bapak ini bijak juga.
Sesampainya di depan rumah Dimas, tiba-tiba sederet kembang api meledak di atas kita. Gue langsung buka HP.
"Wah, udah jam 12 Dims."
Lalu gue tiup terompet gue sekuat tenaga.
"Hepi nyu yir meeen!"
"Yoi Ror, hepi nyu yir!"
Lalu gue mendapat sederet pesan berisi "HAPPY NEW YEAR!!!" dari berbagai group chats. Gue juga dapet dari Radio, dan tentu saja gue juga kirim balik. And then it crossed my mind. Should I say it to "her"? Should I keep on trying? Apakah masih ada kemungkinan gue bisa?
"Dims, gue ngucapin ke Kursi gak ya."
"Hahaha ya terserah lo Ror."
"Hmmmnngggghhhhh"
Gue grogi tanpa sebab.
I decided that screw it, why not. I went for it. I barged into her life once more. Sebenernya, gue sedikit berharap dengan pergi ke PIM dan GanCi tadi, mungkin bisa ketemu dia. Who knows, right? But I didn't, so yeah, yaudah. Gue liat dia last seen hanya beberapa menit yang lalu, itu berarti dia juga masih bangun dan ngerayain tahun baru entah di mana. Jadilah gue merangkai ucapan tahun baru yang agak panjang dan gue usahain gak terlalu serius dan terlihat seakan gue cuma ngucapin sebagai temen dan udah gak berharap-harap lagi. "Send". Sepuluh detik kemudian, gue menjedot-jedotkan kepala gue ke dinding. Apa yang sudah gue perbuat. Tapi kemudian gue menenangkan diri, said to myself that "hey, it's just a friendly gesture. Nothing wrong with that".
Gue tunggu jawabannya.
1 menit.
5 menit.
10 menit.
20 menit.
Dan akhirnya, sekitar 30 menit kemudian, dia jawab.
"Thank youuu happy new year to you too!! (emot lollipop bejibun)"
"Yayyy lollipops hahahah. Btw, lo tahun baruan di mana?"
"Ini gue lagi di cina sebenernya HAHA"
"Woooh hahaha gilaa. Baru tahun baru juga?"
"Sebenernya udah dari dua jam lalu sih di siniii hehe"
"Ooh hahaha walaah okedeh. Well, happy new year again I guess!"
"Iyaa"
Last seen: 00:XX.
"Dims."
"Yo? Kenapa Ror?"
"Dia bales Dims."
"Wuih dia bilang apa Ror?"
"Katanya dia taun baruan di Cina masa'."
"Wuah, hebat banget ya."
"Hahah iya, kebanyakan duit emang kayaknya."
"Terus gimana Ror?"
"Yaudah, gak gimana-gimana."
"Hmm okedeh..."
"Kayaknya emang udah gak mungkin ya Dims hahah."
"Ya....mungkin Allah udah nyiapin yang lebih baik buat lu Ror."
"Hahahahah iya deh Dims amiin amin."
"Hehe iya amiin."
"Main 2K lagi yok, one or two game bolehlah."
"Weh ayo Ror, abis itu kita battle Pokemon lagi ya hehe."
"Hahahah siiip."
Comments
Post a Comment